Wisata Medan - di Medan terdapat istana kerajaan Melayu Deli yaitu Istana Maimun. istana maimun merupakan salah satu ikon kota medan yang masih terjaga hingga sekarang. tak lengkap rasanya kalau datang ke Medan tidak singgah Melihat dan Masuk di Istana ini, bagi anda yang ingin berlibur ke Medan dan ingin mencari Voucher Hotel, Transport atau Paket Tour Bisa hubungi kami di 082285951833 atau Whatsapp di 081375446837. berikut ini ulasan lebih lanjut tentang Istana Maimun.
Sejarah Istana Maimun
Istana Maimun atau yang disebut juga Istana Putri Hijau,
adalah istana Kesultanan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna
kebesaran kerajaan Melayu. Istana Maimun yang merupakan salah satu ikon kota
Medan, Sumatera Utara, terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.
Didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan
Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus
1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2
dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu
bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana
ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid
Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena
usianya yang tua, namun juga desain interiornya yang unik, memadukan
unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan
Italia.
Sejak tahun
1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu
tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu.
Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan
pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam
setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar
istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan
acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).
Bagi para
pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang
dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah
tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam
buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini
dengan sebutan meriam puntung.
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri
Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik
jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan
warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan
Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun,
pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu
menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid.
Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi
keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak
membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah
pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah
Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang
terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali
bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
2. Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal
Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.
3. Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang
luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan
tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh
tiang kayu dan batu
Setiap sore,
biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.
4.
Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri
arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh
arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi.
Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam
tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan
tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer
di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu:
bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga
Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana
kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun
ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari
besarIslam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar
bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain
interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang
menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
5. Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya
perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek
berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain,
yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa
arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.
6. Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal
ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini,
biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar
tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan
bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.
Tidak ada komentar:
Write komentar